INVESTIGASI FORENSIK PASCA-KEGAGALAN LONGSOR DI SUMATERA SELATAN
DOI:
https://doi.org/10.23960/jrl.v3i2.45Keywords:
longsor, kegagalan lereng, investigasi forensikAbstract
Beberapa ruas jalan nasional di Provinsi Sumatera Selatan, khususnya di sepanjang Jalan Lintas Tengah Sumatera dan jalan yang menghubungkan Lahat dengan Pagar Alam, berada di daerah yang rawan longsor. Hal ini disebabkan oleh kondisi medan dan geologi yang kurang stabil. Wilayah ini terbentuk dari formasi geologi Talang Akar, yang terdiri dari batu pasir halus, batu lempung, lanau, dan serpih. Jenis batuan ini memiliki sifat yang mudah menyerap air, sehingga saat hujan turun dengan intensitas tinggi, tanah di daerah tersebut kehilangan kekuatan gesernya. Akibatnya, tanah menjadi lebih mudah mengalami pergerakan dan longsor. Selain faktor geologi, perubahan iklim juga turut mempengaruhi stabilitas tanah di daerah ini. Pola hujan yang mengalami perubahan, di mana musim hujan menjadi lebih singkat tetapi dengan intensitas yang lebih tinggi, mempercepat proses erosi dan meningkatkan tekanan air pori dalam tanah. Hal ini semakin memperbesar kemungkinan terjadinya longsor, terutama di kawasan dengan kemiringan lereng yang curam dan drainase yang buruk.Salah satu kejadian longsor yang cukup parah terjadi pada tahun 2021, di mana hujan deras memicu pergerakan tanah yang menyebabkan akses jalan nasional dari Lahat ke Pagar Alam terputus. Akibatnya, aktivitas masyarakat terganggu, distribusi barang dan jasa terhambat, serta perekonomian lokal mengalami dampak yang cukup besar. Berdasarkan pengamatan lapangan, ditemukan bahwa sistem drainase yang ada tidak mampu mengalirkan air dengan cepat, sehingga air tergenang di sisi bukit. Genangan air ini memperburuk kondisi tanah yang sudah lemah, mempercepat proses pelongsoran.Hasil penyelidikan geoteknik menunjukkan bahwa lapisan tanah di daerah tersebut memiliki karakteristik yang beragam. Pada kedalaman 1 hingga 14 meter, tanah didominasi oleh kerikil dan batu lempung yang terfragmentasi, sedangkan pada kedalaman 14 hingga 18 meter terdapat lapisan batu pasir sangat halus. Lebih dalam lagi, pada kedalaman 18 hingga 30 meter, ditemukan lapisan batu lempung-lanau. Pengukuran resistivitas listrik juga menunjukkan bahwa zona yang jenuh air mencapai kedalaman 6 hingga 15 meter. Hal ini menunjukkan bahwa air tanah dapat dengan mudah meresap ke dalam lapisan tanah dan menyebabkan tekanan air pori meningkat, yang pada akhirnya membuat lereng semakin tidak stabil. Lebih lanjut, analisis perhitungan balik terhadap stabilitas lereng menunjukkan bahwa faktor keamanan di daerah ini hanya sebesar 1,02. Angka ini sangat mendekati batas kritis, yang berarti lereng berada dalam kondisi sangat rawan longsor. Dengan kondisi yang demikian, perlu dilakukan berbagai upaya stabilisasi lereng agar longsor serupa tidak terjadi lagi di masa depan.Beberapa solusi yang dapat diterapkan antara lain adalah perbaikan sistem drainase agar air hujan tidak lagi menggenang di lereng, pemasangan dinding penahan tanah untuk memperkuat struktur lereng, serta penggunaan teknik perkuatan tanah seperti pemasangan paku bumi atau geotekstil. Selain itu, pemantauan berkala dan peringatan dini juga perlu diterapkan untuk mengurangi risiko bencana dan memberikan waktu bagi masyarakat serta pihak berwenang untuk melakukan langkah mitigasi sebelum terjadi longsor yang lebih besar. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan akses jalan nasional di wilayah Sumatera Selatan dapat lebih aman dan terhindar dari gangguan akibat bencana longsor.
Downloads
References
Gafoer, S., Cobrie, T., & Purnomo, J. (1986). Geologi Lembar Lahat, Sumatera, Puslitbang Geologi, Bandung.
Mulyasari, R, Darmawan, I. B., & Haerudin, N. (2021). Perbandingan Konfigurasi Elektroda Metode Geolistrik Resstivitas untuk Identifikasi Litologi dan Bidang Gelincir di Kelurahan Pidada Bandar Lampung, Jurnal Online of Physics, 6(2): 16-23.
Susanti, P. D., & Miardini, A. (2019). Identification of Characteristics and Influence Factors on Various Types of Landslide, Argitech, 39(2):97-107.
Naryanto, H. S., Soewandita, H., Ganseha, D., Prawiradisastra, F. & Kristijono, A. (2019). Analisa Penyebab Kejadian dan Evaluasi Bencana Longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur Tanggal 1 April 2017, Jurnal Ilmu Lingkungan, 17(2): 272-282.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Jurnal Rekayasa Lampung (JRL)

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Authors/Readers/Third Parties can read, print and download, redistribute or republish the article (e.g. display in a repository), translate the article, download for text and data mining purposes, reuse portions or extracts from the article in other works, sell or re-use for commercial purposes, remix, transform, or build upon the material, they must distribute their contributions under the same license as the original Creative Commons Attribution-NonComercial (CC BY-NC).